senirupa

Monday, June 30, 2014

Produk Nestle dan Palestina di Mesjid Seutui

Bahwa mesjid bukan tempat kampanye, bahkan seorang bandit kecil-kecilan sudah tahu. karena mesjid adalah tempat netralitas bersemayam dan hingga kini masih tetap terjaga dengan baik. khusus Banda Aceh, sampai hari ini saya belum menemukan spanduk capres mana pun dibentangkan. kecuali di pagarnya. itu pun mungkin karena pengurus mesjid tidak mau berurusan dengan politik dan dituduh memihak ke salah satu capres. alasan-alasan ini saya pikir logis sekali. mengingat pertarungan dua kubu pilpres kali ini imbang dengan laga tarung di piala dunia yang sedang berlansung di Brazilia.
DAFTAR BOIKOT PRODUK ISRAEL




Meski pun mesjid harus steril dari hal ikhwal iklan mengiklankan, bukan berarti hal itu berjalan mulus selamanya. terkadang bisa kecolongan juga.

Di mesjid kupiah meukeutop  Teuku Umar kawasan Seutui malam kedua pelaksanaan salat tarawih berjamaah berlansung dalam suasana bergairah (maklum, awal Ramadan jamaah sedang panas-panasnya ibadah). saya sampai di sana ketika toa mesjid mengalunkan suara qari membaca ayat-ayat Al- Quran. memarkirkan motor, saya berjalan ke sudut kanan mesjid tempat wudhu'. melewati pintu utama mesjid yang sudah penuh dengan sandal jama'ah, di kanopi terbentang sebuah spanduk susu beruang atau Bear Brand produknya Nestle.

Nestle adalah perusahaan global yang menguasai produk makanan bayi. didirikan oleh Henri Nestle. bak gurita, perusahaan ini menjalar hingga ke sudut-sudut dunia yang kumuh dan kota-kota yang bersih. meskipun Nestle diagung-agungkan sebagai perusahaan susu terkemuka, kehadiran bukan tanpa cela. hal menarik yang ambil dari blog sejarahkita.web.id sebagai berikut:

Kritikan atas kesuksesan dan ekspansifnya kebijakan perusahaan pertama kali muncul pada 1975 dalam film pendek Bottle Babiesoleh pembuat film dokumenter Peter Krieg. Adegan pertama menunjukkan seorang ibu asal Kenya menggendong bayinya yang sedang menangis ke rumah sakit. Suara dokter menyebutkan gejala-gejalanya: diare, muntah, takikardia (denyut jantung cepat-Red), apnea (nafas berhenti tiba-tiba). Anak tersebut sedang di ambang kematian akibat malnutrisi – setelah sang ibu mengikuti, bukannya menyusui, pesan iklan susu formula yang ada dimana-mana. Film tersebut menunjukkan contoh dari pemasaran secara agresif oleh perusahaan: hadiah sampel didistribusikan di rumah sakit-rumah sakit, hadiah promosional untuk dokter dan bidan, siaran radio dengan slogan: “Susu bubuk milik kaum kulit putih yang membuat bayi Anda tumbuh cerdas dan cemerlang”.

NGO dari Swiss “Aktionsgruppe Dritte Welt” menerbitkan sebuah laporan berjudul: “Nestle membunuh bayi-bayi”. Nestle dengan sukses melakukan perlawanan hukum terhadap publikasi itu, namun dugaan-dugaan terus berlanjut, dan kampanye boikot terhadap Nestle bermunculan di seluruh dunia.


Pada 1981, World Health Assembly mengadopsi Kode Internasional yang dengan tegas mengatur pemasaran dan promosi pengganti Air Susu Ibu: melarang promosi kepada masyarakat umum, melarang promosi melalui fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan, dan melarang pelabelan yang menyesatkan.


Pada 1999, direktur eksekutif UNICEF pada saat itu, menyatakan: “Siapapun yang membuat klaim tentang susu formula untuk bayi yang dengan sengaja merusak keyakinan wanita untuk menyusui tidak pantas dianggap sebagai pengusaha cerdas yang hanya sedang melakukan pekerjaannya, namun sebagai pelanggar hak asasi manusia yang paling buruk.”

Di dalam mesjid yang di atas mimbar khatibnya terdapat kupiah meukeutop ala Teuku Umar itu, Shalat Isya dan salat sunat ba'da Isya sukses dilakukan. Panitia mesjid mengumumkan bahwa sebelum tarawih seperti biasa diisi dahulu dengan tausiah singkat dari alim ulama atau akademisi. dan yang paling keren adalah malam kedua ini. pemberi tausiahnya datang dari negeri jauh: Palestina. negeri yang sampai hari ini masih berjibaku dengan Israel dalam merebut ruang politik dan geografisnya.

Saya tidak begitu dengar saat sang penceramah singkat itu dipanggilkan. ia seorang pria dengan wajah timur tengah yang tinggi besar. menggunakan syal bermotif kafiyeh yang di kedua ujungnya terdapat bendera Palestina yang menarik perhatian jama'ah. dengan jas hitam dan kepala tanpa peci atau sorban, ia dengan berapi-api berbicara dalam bahasa Arab tentang keberadaan Masjidil Aqsa yang sampai sekarang masih dalam cengkeraman zionis Israel. dibantu seorang penerjemah, beliau berkali-kali menyebutkan bahwa Masjidil Aqsa menjadi tanggung jawab umat Islam seluruh dunia. ia mengajak jamaah untuk menyumbangkan apa saja untuk membantu masyarakat Palestina dalam meraih kembali Al Aqsa. baik dengan harta, jabatan atau paling lemah doa.

Setelah salat kelar dan jamaah berbondong pulang, di tangga mesjid sudah berdiri beberapa pemuda dengan kantong biru bertuliskan ajakan membantu rakyat palestina. jamaah berlomba menyumbang. pertanda masyarakat masih belum pudar kecintaannya pada saudaranya yang ditimpa kolonialis Israel.

Setelah mengambil sandal, menuju ke tempat parkir saya kembali harus melihat spanduk Bear Brand diayun-ayunkan angin malam yang cenderung gemulai dari biasanya. saya membayangkan seorang pemuda meneriakkan slogan-slogan anti Israel dan ajakan boikot produk Israel yang kerap terdengar manakala media mulai melansir berita dari timur tengah tentang serangan mematikan Israel ke Palestina.

Nestle adalah salah satu produk yang masuk dalam daftar yang harus diboikot karena alasan milik Yahudi. selain Coca-cola dan Unilever tentunya. dan Nestle beserta produk-produknya dianggap ikut membantu pembantaian rakyat Palestina melalui  uang pajak yang tak terhitung jumlah masuk ke kas pemerintah zionis.

Mungkin saya, jamaah atau siapa pun yang hidup di tengah gempitanya iklan menawarkan diri tak sanggup menolak apa pun produk. Bear Brand sekalipun yang pernah masuk daftar boikot tetap dikonsumsi. dan kita akan menganggap diri bijak apabila menyisihkan uang kembalian membeli Bear Brand untuk membantu rakyat Palestina berjuang. selamat Ramadan!